Menurut (QS. Al-Mu’minun:12-14), reproduksi manusia berasal dari sari pati tanah, yakni unsure penting yang menjadi setetes air mani (spermatozoa), yang ditempatkan didalam rahim manusia perempuan dan dalam waktu tertentu menjadi segumpal darah, kemudian berubah menjadi segumpal daging, dan dari segumpal daging itu kemudian dilengkapi dengan tulang belulang dan akhirnyamenjadi bentuk khusus manusia. Lihat Nasaruddin Umar, Argumen kesetaraan Jender. (Jakarta: Paramadina, 2004), hlm. 225.
Cerita tentang Adam sebagai manusia pertama dan kemudian diciptakan Hawa dari tulang rusuknya didasarkan atas hadits-hadits nabi dan juga dari Kitab Suci, Taurat dan Injilserta cerita-cerita Israillia. Al-Qur’an sendiri juga tidak menjelaskan tentang apakah yang diciptakan itu adalah mnusia laki-laki atau perempuan. Berbeda dengan Al-Kitab yang secara jelas menyatakan bahwa yang diciptakan terlebih dahulu adalah Adam dan kemudian berikutnya diciptakan Hawa. Lihat Ibid., hlm. 226.
Ada keraguan tentang tempat penciptaan Adam dan Hawa di surga. Secara Harfiah, surga berarti taman. Surga adalah tempat pembalasan amal baik manusia sehingga tidak tepat jika tempat pembalasan amal baik manusia sekaligus menjadi tempat penciptaan manusia. Surga adalah tempat segala keridhaan Allah, sehingga tidak tepat jika disitu juga terdapat Iblis yang membangkan kepada Tuhan. Kata yang digunakan Allah untuk memberi perintah kepada Adam adalah Ihbithu yang berkonotasi geografis, artinya berada didalam jangkauan fisik. Lihat Ibid., hlm. 211-212.
Riska-light-pena
Sumber : buku yang berjudul Agama Pelacur karangan Prof. Dr. Nur Syam, M. Si
Tidak ada komentar:
Posting Komentar