Rabu, 27 Juni 2018

Pelacur

Pelacur

Sepintas mendengar kata itu maka yang terlintas dibenak kita adalah berkaitan dengan seks, yang sudah menjadi justifikasi stigma buruk dimata masyarakat.

Pelacur adalah pekerjaan yang dimarginalkan atau di pinggirkan namun, satu hal yang perlu kita ketahui bahwa tidak semua orang yang bekerja sebagai pelacur itu karna hasrat semata. Tapi dibalik semua itu ada banyak faktor yang membuat memilih menjadi pelacur yah salah satunya adalah karena faktor ekonomi yang mengekan dan persaingan yang begitu ketat didunia modern ini hingga dia harus memilih menjadi pelacur dan masi banyak faktor lain yang mengakibatkan dia menjadi pelacur karena sebagaimana dalam buku Agama Pelacur yang di tulis oleh Prof. Dr. Nur Syam, M.Si halaman 48 disitu bertuliskan diri bukanlah milik aktor, melaikan ia lebih sebagai hasil interaksi dramatis antara aktor dengan audiens ini menurut Erving Goffman.

Nah dalam artian pelacur menampilkan wajah yang sangat bahagia diluar namun dibalik semua itu sangat berbanding terbalik namun karena demi konsensus yang ingin dicapainya maka dia harus tegar menjalaninya.

Ini juga sesuai dengan pernyataan Karl Marx yakni kesadaran yang dimiliki oleh kaum pinggiran. Mereka sesungguhnya sadar akan keterpinggirannya, namun mereka tidak memiliki relasi kuasa untuk menolak terhadap realitas tersebut.

Sebagai kesimpulannya adalah dalam menilai sesuatu haruslah memperhatikan banyak faktor karena tidak semua yang nampak itu yang sesuai apa dibaliknya.

selamat malam

Riska-light-pena

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rain Falls on Komba-komba Village, Residents Hustle to Adapt to the Weather

On Wednesday afternoon (May 14, 2025), rain began to fall over Komba-komba Village, Pasimaranu District. The weather, initially bright, turn...